Dumai, SelayangNews.com - Menyikapi dinamika yang terjadi di tengah-tengah masyarakat kota Dumai saat ini bahwa adanya indikasi dugaan gerakan yang mencederai nilai-nilai dari gerakan itu sendiri dalam bentuk transaksional undertable.
Hal ini sungguh sangat kita sayangkan, kenapa demikian ? Karna perbuatan semacam ini sungguh mengkibatkan trust publik terhadap gerakan sosial terus tergerus.
Hal-hal semacam ini sungguh sangat mencederai gerakan mahasiswa, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Organisasi kesukuan, organisasi kepemudaan dan lain sebagainya.
Yang semestinya kita menjadi garda terdepan, pembawa sepanduk perubahan dan harapan, dan penyeimbang kekuasaan.
Namun, apa yang terjadi ketika suara itu tiba-tiba serak, bukan karna kelelahan berteriak, melainkan karna dugaan yang menyebabkan suara lantang itu hilang.
Kabar itu datang seperti petir di siang bolong. Sebuah aksi yang notabene nya adalah jalan terkahir yang di tempuh dalam menyuarakan aspirasi publik, tempat seluruh simpati dan harapan publik di titipkan, mendadak batal.
Pembatalan aksi bukan lah di sebabkan oleh dialog yang berujung pada pemenuhan tuntutan, melainkan bisik-bisik busuk yang menyebar cepat.
Ini bukan sekedar berita tentang satu aksi yang gagal, ini adalah cerita luka yang dalam, yang di torehkan pada wajah gerakan moral masyarakat sipil secara keseluruhan.
Di mana Indonesia emas 2045 itu? Bila kita masih mampu mengatas namakan rakyat untuk meraup kepentingan pribadi dengan tujuan pemenuhan hasrat sesaat?
Editor : Redaksi
